PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP INTENSITY TISU BASAH

Abstract

Tisu basah merupakan salah satu produk yang termasuk ke dalam kategori perawatan diri. Kemasan produk tisu perlu mendapat perhatian, karena apabila tidak ditangani dengan baik, maka kualitas tisu basah akan mengalami penurunan. Salah satu jenis kemasan tisu basah yang paling banyak digunakan di pasaran adalah kemasan berbahan plastik multilayer. Hal ini disebabkan karena kemasan single layer belum mampu memenuhi berbagai fungsi kemasan sekaligus seperti kemampuan barrier. Kemampuan hambatan kemasan dipengaruhi oleh sifat kemasan itu sendiri. sehingga dilakukan penelitian tentang pengaruh lama penyimpanan terhadap nilai intensitas tisu basah yang dikemas dalam berbagai kemasan kemasan multilayer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan nilai dari masing-masing kemasan alternatif setelah dikondisikan ke dalam oven 50±2°C selama 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu, dan 10 minggu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemasan yang terdiri dari bahan struktur PET/PET/LLDPE (S1), OPP/CPP (S2), PET/PET/EAA (S3), dan OPP/VMPET/LLDPE (S4), PET/ LLDPE (S5), dan PET/PET/sPE (S6). Pengujian intensitas terhadap produk tisu basah menggunakan uji organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan panelis (hedonik). Hasil pengujian menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam uji hedonic reliebel, dengan Cronbach's Alpha adalah 0,975. Selanjutnya pada minggu ke-10 nilai intensitas rata-rata tertinggi adalah pada kemasan PET/PET/LLDPE sedangkan dengan intensitas rata-rata terendah pada kemasan OPP/CPP, yaitu 3,2 dan 1,7. Hal ini disebabkan karena kemampuan barrier PET yang baik terhadap gas, sedangkan film OPP memiliki kemampuan yang kurang baik terhadap gas.